EFIKASI DIRI AKADEMIK, DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN

Jurnal Persona, Volume 1 Nomor 01, Juni 2012
EFIKASI DIRI AKADEMIK, DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA
DAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA DALAM PERKULIAHAN
Intan Prastihastari Wijaya
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Niken Titi Pratitis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Abstract. The main purpose of this research is to know whether there is connection between self efficacy academic and social support parents with self adaptation of University Students. The research subject was 100 University Nusantara PGRI Kediri students consisting of 42 boys and 58 girls which was taken random and having caractesistis of the first grade of the University students and staying together with their own parents. The data of the self adaptation of the University students was obtained from the scale of self actualization. The data of the scale self efficiacy academic was also obtained from the scale of self efficacy academic. The data of social support parents was received from the scale of social support parents. The resulf of this analysis of multiple regression are from maximum R = 0,684; F = 42,717; p = 0,000 (p < 0,01). The resulf of this data analysis showing that the self efficacy academic and social support are integrated to self adaptation of the University students. The result of the analysis academic self efficacy correlation with self actualization of the University students was obtained r partial = 0,632; t = 8, 039 with p = 0,000 (p < 0,01). This data shows that there is positive correlation between academic self efficacy and self actualization. The hypothesis of the research classifying that there is correlation between them and it is acceptable. The out come of the analysis social support parents correlation with self adaption of the University students was attained r partial = 0,159; t = 1,582 with p = 0,117 (p > 0,05). This data indicates that the variable of the social support is isolated and it is not related to the self adaptation. The hypothesis of the research indicates that there is positive connection between social support and self actualization and there fore it is unacceptable or avoided. This is because of another factor that influences self adaptation of the University students a part from social support of the parents.
Key word: Self adaptation, Self efficacy academic, Sosial support parents.
Intisari, Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan efikasi diri akademik dan dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Subjek penelitian 100 mahasiswa yang terdiri dari 42 mahasiswa laki-laki dan 58 mahasiswa perempuan diambil secara random di Universitas Nusantara PGRI Kediri, dengan karakteristik sebagai mahasiswa pada tahun pertama dan yang tinggal bersama orangtua kandung. Pengumpulan data menggunakan skala psikologi yang meliputi, skala penyesuaian diri pada perkuliahan, skala efikasi diri akademik, dan skala dukungan sosial orangtua. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis regresi ganda, dan korelasi parsial dengan bantuan komputer program SPSS 18.0 for windows. Hasil analisis regresi ganda diperoleh sebesar R = 0,684; F = 42,717; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil analisis data ini menunjukkan efikasi diri akademik dan dukungan sosial orangtua secara bersama-sama berhubungan dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Hasil analisis korelasi efikasi diri akademik dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan diperoleh r parsial = 0,632; t = 8,039 dengan p = 0,000 (p < 0,01). Data ini menunjukkan ada korelasi positif antara efikasi diri akademik dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan positif efikasi diri akademik dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan, diterima. Hasil analisis korelasi dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan diperoleh r parsial = 0,159; t = 1,582 dengan p = 0,117 (p > 0,05). Data ini menunjukkan Variabel dukungan sosial orangtua secara tersendiri tidak berhubungan dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan positif dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan, ditolak. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan selain dari dukungan sosial orangtua.
Kata kunci: Penyesuaian diri, efikasi diri akademik, dukungan sosial orangtua.
Banyak mahasiswa mengalami perubahan sistem belajar mengajar, serta tuntutan tugas yang lebih sulit, semenjak masuk masa perkuliahan dibandingkan dengan masa SMA. Kejadian di lapangan ini, menunjukkan bahwa mahasiswa benar-benar mengalami perubahan yang jauh berbeda saat menjalani perkuliahan di perguruan tinggi, dan dibutuhkan kesiapan untuk menyesuaikan diri agar tidak ketinggalan pelajaran. Upaya penyesuaian diri yang dilakukan adalah menerima kekurangan dan meningkatkan potensi dirinya untuk mengatasi kekurangan, serta berusaha memandang realitas secara objektif, karena subjek merasa dituntut untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas belajar serta harapan dari keluarga akan masa depan yang lebih baik.
Kondisi yang mengharuskan mahasiswa menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar dan teknik pengajaran yang baru setiap individu berbeda. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa proses belajar yang dilakukan mahasiswa menekankan kapan subjek menilai atau mencoba untuk melakukan sesuatu tentang penyesuaian diri, dan kapan subjek ingin mengerti penyesuaian diri bagi diri sendiri. Schneider (dalam Ellias & loomis, 2000), menjelaskan bahwa lingkungan dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi pelajar bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lingkungan tempat belajar merupakan lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga yang membentuk individu.
Kuantitas dan kualitas kemampuan, keterampilan, keahlian dan mental yang terus menerus terbina dan didukung oleh orangtua yang memiliki ketertarikan pada kegiatan mahasiswa merupakan sumber-sumber yang mendukung penyesuaian diri, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan meregulasi impuls, pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan tingkah laku untuk mengatasi ketegangan dan masalah yang dihadapinya serta pengembangan kepribadiannya pada tujuan yang matang (self control-self development). Kemampuan menyesuaikan diri dalam aspek tersebut berkaitan dengan proses pembentukan keyakinan dan kesanggupan diri mahasiswa untuk menjalani proses belajar, setelah mahasiswa memahami diri dan mengenal kelebihan dan kekurangannya secara objektif dan mampu memandang realita yang dihadapi secara objektif.
Kemampuan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan terutama mahasiswa yang baru, yang masih dalam proses mengenali lingkungan dan sistem belajar yang ada, cenderung terkait dengan keyakinan dan kesanggupan diri mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang berorientasi pada hasil yang diharapkan. Seperti yang telah peneliti dapatkan dari hasil survey pada mahasiswa menunjukkan bahwa, subjek merasa tidak yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik, karena terlalu banyak tugas yang selalu menumpuk. Selain itu, subjek juga merasa tidak yakin dapat memperoleh informasi tambahan yang memadai dari luar kelas. Keterkaitan antara kemampuan penyesuaian diri dengan keyakinan diri mahasiswa diperkuat oleh pendapat Klassen (2004), penyesuaian diri dengan lingkungan akademik dipengaruhi oleh seberapa besar kesanggupan dan keyakinan dirinya untuk mengerjakan tugas dan peran barunya sebagai seorang pelajar di pendidikan tinggi atau disebut sebagai efikasi diri akademik.
Menurut House (dalam Weiten, 1992) meningkatkan kesejahteraan psikologis seseorang karena adanya perhatian, rasa pengertian yang memenuhi aspek emotional support, penerimaan feed back terhadap hasil kerja subjek yang memenuhi aspek appraisal support, pemberian nasehat, dan informasi yang memenuhi aspek instrumental support akan menimbulkan perasaan memilih, meningkatkan harga diri subjek, serta menimbulkan perasaan positif sebjek mengenai diri sendiri. Selain itu, Friedlander (2007) menjelaskan bahwa dukungan sosial yang tinggi dari orangtua atau keluarga dengan mantap dapat meningkatkan penyesuaian diri secara keseluruhan. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan adanya kepercayaan dan dukungan orangtua, sehingga mahasiswa dapat menghadapi kesulitan atau permasalahan diperguruan tinggi.
Ada beberapa penelitian tentang penyesuaian diri, diantaranya dalam penelitian Poyrazli (2002), diuraikan bahwa keyakinan diri dan penyesuaian diri menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Bandura (dalam Poyrazli, 2002) menyatakan bahwa keyakinan diri yang kuat tentang kemampuan dan kompetensi akan membantu seorang individu untuk beradaptasi secara emosional. Keterangan dari jurnal yang dibuat oleh Chemers, Hu & Garcia (2001), efikasi diri yang tinggi mengakibatkan lebih sedikit tekanan, sehingga mengakibatkan lebih sedikit permasalahan kesehatan dan penyesuaian menjadi lebih baik. Sedangkan dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada hubungan antara efikasi diri akademik dan dukungan sosial akademik dari orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang hubungan antara efikasi diri akademik dan dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Efikasi diri akademik sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan dan diharapkan akan mendorong mahasiswa untuk memberi keyakinan mampu menyelesaikan masalah-masalah dan tugas-tugas perkuliahan yang dihadapi. Informasi penelitian akan mempertinggi pemahaman orangtua tentang arti penting suatu dukungan sosial akademik dari orangtua dalam mengembangkan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan, dan diharapkan akan memacu mahasiswa untuk menyelesaikan perkembangan pada masa remaja akhir, kelak menjalani hidup pada masa dewasa dalam kehidupan masyarakat sebagai pribadi yang tangguh.
Penyesuaian Diri pada Perkuliahan
Menurut Davidoff (dalam Mu’tadin, 2002) penyesuaian diri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan. Manusia di tuntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Penyesuaian diri pada perkuliahan adalah tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan akademik atau perkuliahan yang dihadapi untuk menyelesaikan masalah-masalah sekarang maupun selanjutnya dimasa mendatang, sehingga dapat memberikan suatu prestasi untuk dirinya. Schneiders menyatakan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah individu yang memiliki salah satu respon seperti kematangan, berdayaguna, kepuasan dan sehat. Berdayaguna disini diartikan, individu dapat membawa hasil tanpa terlalu banyak mengeluarkan energi, tidak banyak kehilangan waktu atau banyak mengalami kegagalan. Sedangkan sehat disini diartikan bahwa individu dapat mengeluarkan respon penyesuaian yang cocok dengan situasi atau keadaan. Schneiders menempatkan lima kriteria penyesuaian diri yang baik pada perkuliahan, yakni, self knowledge-insight, self objectivity dan self acceptance, self control dan self development, good interpersonal relationship, satisfaction in work.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri pada Perkuliahan
Self Knowledge-Insight, yakni kemam-puan untuk mengetahui diri sendiri. Kemam-puan untuk mengetahui diri sendiri memerlukan perincian yang baik mengenai kelebihan dan keterbatasan diri sendiri.
Self Objectivity dan Self Acceptance, yakni kemampuan untuk berperilaku dan berpikir yang didasarkan atas pengetahuan obyektif serta dapat menerima diri secara positif serta dapat menghargai diri sendiri secara lebih positif.
Self Control dan Self Development, bahwa self control merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan meregulasi impuls, pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan tingkah laku untuk mengatasi ketegangan dan masalah yang dihadapinya serta pengembangan kepribadiannya pada tujuan yang matang.
Good Interpersonal Relationship, bahwa seseorang yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik dapat menunjukan hubungan interpersonal yang baik dengan kasih sayang, altruisme dan perasaan baru terhadap orang lain, bergaul dengan baik terhadap orang lain berarti menjalin relasi yang ramah, menghargai hak, pendapat dan kepribadian orang lain yang pada dasarnya berbeda dengan dirinya.
Satisfaction In Work, yakni kriteria lain untuk melihat adanya penyesuaian diri yang baik adalah rasa puas yang diperoleh dari segala aktivitas yang dilakukan individu. Penyesuaian diri pada perkuliahan disini adalah kepuasan akan harapan dan prestasi yang di capai. Jenis aktivitas yang dilakukan, kondisi dimana aktivitas itu dilakukan, manfaat yang diperoleh, prestasi yang dicapai dan adanya sumber konflik dan aktivitas tersebut merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan mahasiswa.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Penyesuaian Diri pada Perkuliahan
Penyesuaian Pribadi. Kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
Penyesuaian Sosial. (a)lingkungan keluarga, (b) lingkungan teman sebaya, (c) lingkungan sekolah.
Efikasi Diri Akademik
Menurut Bandura (dalam Alwisol, 2009), efikasi diri akademik mengacu pada keyakinan yang berkaitan dengan kemampuan dan kesanggupan seorang pelajar untuk mencapai dan menyelesaikan tugas-tugas studi dengan target hasil dan waktu yang telah ditentukan. Efikasi diri akademik mengacu pada pertimbangan seberapa besar keyakinan seseorang tentang kemampuannya melalukan sejumlah aktivitas belajar dan kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas belajar. Efikasi diri akademik merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas akademik yang didasarkan atas kesadaran diri tentang pentingnya pendidikan, nilai dan harapan pada hasil yang akan dicapai kegiatan belajar.
Aspek-aspek Efikasi Diri Akademik
Pengharapan Efikasi (efficacy expentation). Munculnya suatu perilaku yang dipengaruhi adanya persepsi individu pada kemampuannya berkaitan dengan hasil yang diharapkan.
Pengharapan hasil (outcome expentation). Perkiraan atau estimasi diri bahwa tingkah laku yang dilakukan akan mencapai hasil tertentu.
Nilai hasil (outcome value). Suatu nilai kebermaknaan atas hasil yang diperoleh individu. Nilai hasil yang sangat berarti mempengaruhi secara kuat motivasi individu untuk memperoleh keberhasilan kembali.
Sumber-sumber Efikasi Diri Akademik
Performance Accomplishment (hasil yang telah dicapai) merupakan sumber informasi efikasi yang paling berpengaruh karena mampu memberikan bukti yang paling nyata tentang mampukah seseorang untuk mencapai keberhasilan.
Pengalaman vikarius/seolah mengalami sendiri (Vicarious experience); diperoleh melalui model sosial. Efikasi diri akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi diri akan menurun jika mengamati orang (yang dijadikan figure) yang kemampuannya kira-kira sama dengan kemampuan dirinya (si pengamat) ternyata gagal, hingga bisa membuat dirinya tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figure tersebut dalam jangka waktu yang lama. Kalau figure yang diamati berbeda jauh dengan dirinya, pengaruh vikarius tidak besar.
Persuasi sosial (Social persuation), efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistic dari apa yang dipersuasikan.
Keadaan emosi/fisik (emotional/physiological), keadaan emosi/fisik yang mengikuti suatu kegiatan akan berpengaruh efikasi diri dibidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri. Namun bisa juga terjadi, peningkatan emosi dalam batas yang tidak berlebihan dapat meningkatkan efikasi diri.
Strategi pengubahan sumber ekspektasi efikasi
Sumber |
Cara induksi |
|
Pengalaman Performansi |
Participant modelling |
Meniru model yang berprestasi. |
Performance desensitization |
Menghilangkan pengaruh buruk prestasi masa lalu. |
|
Performance exposure |
Menonjolkan keberhasilan yang pernah di raih. |
|
Self-instructed performance
|
Melatih diri untuk malakukan yang terbaik. |
|
Pengalaman Vicarius |
Living modeling |
Mengamati model yang nyata. |
Symbolic modeling |
Mengamati model yang simbolik, film, komik atau cerita.
|
|
Persuasi Sosial |
Sugestion |
Mempengaruhi dengan kata-kata berdasarkan kepercayaan. |
Exborstation |
Nasehat, peringatan yang mendesak atau paksaan. |
|
Self instruction |
Memerintah diri sendiri. |
|
Interpretive treatmen |
Interprestasi baru memperbaiki interprestasi yang lama.
|
|
Pembangkit Emosi |
Attribution |
Merubah atribusi, penanggungjawab suatu kejadian emosional. |
Relaxation biofeedback |
Relaksasi. |
|
Symbolic desensitization |
Menghilangkan sikap emosi dengan modeling simbolik. |
|
Symbolic exposure
|
Memunculkan emosi secara simbolik. |
Sumber: Psikologi Kepribadian (Alwisol, 2009)
Dukungan Sosial Orangtua
House (dalam Weiten, 1992), mengemukakan bahwa dengan adanya dukungan sosial maka kesejahteraan psikologis seseorang juga akan meningkat karena adanya perhatian, pengertian atau menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri. Dukungan sosial orangtua adalah dorongan atau bantuan yang diterima mahasiswa dari orangtuanya sehingga dapat meningkatkan keyakinan diri dan memiliki perasaan positif mengenai dirinya sendiri untuk menjalani perkuliahan.
Aspek-aspek Dukungan Sosial Orangtua
Emotional Support: individu membutuhkan simpati, cinta, kepercayaan serta kebutuhan didengarkan. Individu dapat merasakan bahwa orang di sekitarnya memberikan perhatian pada dirinya, mendengarkan, simpati terhadap masalah pribadi maupun pekerjaan.
Appraisal Support: penilaian terhadap individu dengan cara memberi penghargaan atau memberi penilaian yang mendukung pekerjaan, prestasi, dan perilaku seseorang dalam peranan sosial dan memberikan feedback yang saling tergantung.
Informational Support: menyediakan informasi yang berguna bagi seseorang untuk mengatasi persoalan pribadi maupun pekerjaan. Informasi ini dapat berupa nasehat, pengarahan, dan informasi lain yang sesuai dengan kebutuhan.
Instrumental Support: dukungan instrument juga disebut dukungan nyata atau dukungan secara materi, seperti bantuan pinjaman uang, transportasi, membantu pekerjaan tugas, meluangkan waktu dan lain-lain.
Mahasiswa Baru
Mahasiswa baru adalah siswa yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi kurang dari 3 (tiga) semester, atau telah menempuh pendidikan kurang lebih lima belas bulan. Kriteria ini disusun berdasarkan ketentuan jumlah matakuliah dasar umum (MKDU) yang masih diambil dalam studi normal sampai semester 3. Selanjutnya pada semester 4, mahasiswa sudah konsentrasi penuh pada mata kuliah fakultas atau jurusan masing-masing (dalam rahim, 2006).
Awal memasuki dunia pendidikan tinggi, menurut Rahim (2006), mahasiswa baru sudah dituntut untuk mempunyai sikap kritis dan aktif dalam belajar yang sudah diperkenalkan saat mengikuti orientasi pengenalan kampus (ospek). Pengenalan kampus pada penataran mahasiswa baru bukan saja mengenali kondisi lingkungan, melainkan juga pengenalan terhadap materi pelajaran di perguruan tinggi yang lebih meluas dan mendalam dibandingkan dengan bahan pelajaran di sekolah menengah. Juga dikenalkan bahwa di perguruan tinggi yang diberikan adalah ilmunya itu sendiri, termasuk metodologi sebagai alat pengembangan ilmu, sehingga dengan pemberian materi dimaksudkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Hakekat dari belajar di perguruan tinggi adalah menerima materi kuliah untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dari definisi tersebut, Rahim (2006), memberikan alasan bahwa pada mahasiswa baru terdapat hal yang harus dipahami, yaitu adanya perbedaan pokok antara belajar di sekolah menengah dengan perguruan tinggi terutama terletak pada sifat materi pelajaran yang dipelajari. Hal tersebut mengacu pada pendapat Mahardika (2003), bahwa di sekolah menengah pada dasarnya hanya memberikan kepada siswa pengenalan fakta-fakta ilmiah. Latihan soal dan praktikum memantapkan pengetahuan fakta ilmiah dengan jalan pengulangan dan penerapan sederhana. Ulangan dan ujian menilai apakah fakta ilmiah itu diketahui dan dipahami. Materi pelajaran yang diberikan sudah ditentukan, baik banyaknya maupun mendalamnya sehingga sudah diketahui sampai dimana bisa dipelajari. Jadi setiap mahasiswa, khususnya mahasiswa baru harus lebih aktif, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan terjadi.
Dasar Teori
Manusia di tuntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. penyesuaian diri pada perkuliahan yang baik bisa membantu seseorang menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang maupun masalah-masalah selanjutnya dimasa mendatang sehingga dapat memberikan suatu prestasi untuk dirinya. Penyesuaian diri pada perkuliahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah perilaku yang terdiri dari proses psikologis yang berupa kesesuaian antara kemampuan yang ada dengan tuntutan hidup yang berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang di bidang akademik, yang akan dikaji dari self knowledge, self objectivity, self control, good interpersonal relationship, dan satisfaction in work.
Self knowledge-self insight, merupakan salah satu kriteria yang mendukung proses penyesuaian diri dan mendukung kriteria adjustment yaitu kemampuan untuk berperilaku dan berpikir yang didasarkan atas pengetahuan obyektif (self objectivity) dan mendukung menerima diri secara positif serta dapat menghargai diri sendiri lebih positif (self acceptance). Selain kedua aspek tersebut seseorang dituntut untuk mampu mengarahkan dan meregulasi impuls, pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan tingkah laku untuk mengatasi keterangan dan masalah yang dihadapinya serta pengembangan kepribadiannya pada tujuan yang matang (self control-self development). Hal ini dapat diartikan bahwa mahasiswa yang dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri, serta mampu memandang setiap realitas dan peristiwa secara objektif, maka dengan sendirinya akan berusaha meningkatkan kemampuan dirinya ketika menghadapi situasi yang merangsang emosinya agar dapat menjaga hubungan dengan lingkungan tetap baik.
Mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam mengenali potensi dirinya dan mampu mengontrol diri dengan baik, dengan sendirinya akan menunjukkan perilakunya membangun hubungan interpersonal yang baik dengan kasih sayang, ramah, menghargai hak, pendapat dan perbedaan dengan orang lain yang pada dasarnya berbeda dengan dirinya sendiri (good interpersonal relationship). Dengan demikian mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri pada perkuliahan dengan baik terhadap diri dan lingkungan sosialnya, akan menunjukkan keselarasan hidup, sehingga dapat merasakan kepuasaan dari apa yang telah dikerjakannya (satisfaction in working). Hal ini juga menunjukkan bahwa adanya dukungan sosial orangtua yang diberikan lingkungan kepada mahasiswa akan berperan serta dalam pemenuhan kebutuhan mahasiswa tersebut yang bisa saja didapatkan dari anggota-anggota suatu jaringan sosial seperti orangtua, keluarga, teman, maupun dosen. Kondisi yang demikian akan mendorong seseorang dan semakin mempengaruhi keyakinan dirinya serta kesanggupannya untuk menyelesaikan studi yang sedang ditempuh seta menyelesaikan setiap permasalahan karena orientasi dalam proses belajar adalah mencapai hasil sesuai ynag diharapkan.
Dari deskripsi tersebut, peneliti ingin mengungkap keterkaitan antara efikasi diri akademik dan dukungan sosial orangtua terhadap penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan dalam suatu studi korelasional berganda.
Hipotesis
Penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
- Ada hubungan positif antara efikasi diri akademik dan dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan.
- Ada hubungan positif antara efikasi diri akademik dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan.
- Ada hubungan positif antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan.
Metode
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, diambil dari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya pada Program Studi PG-PAUD, PGSD, Bimbingan dan Konseling. Jumlah subjek penelitian adalah 100 mahasiswa, yang terdiri dari 42 mahasiswa laki-laki dan 58 mahasiswa perempuan. Subjek penelitian ini ditentukan dengan teknik random sampling, dan mempunyai karakteristik mahasiswa pada tahun pertama dan yang tinggal bersama orangtua kandung.
Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini adalah: variabel tergantungnya (Y) adalah penyesuaian diri pada perkuliahan, sedangkan variabel bebasnya (X) ada dua, yaitu efikasi diri akademik (X1) dan dukungan sosial orangtua (X2).
Penyesuaian diri pada perkuliahan mahasiswa merupakan suatu usaha yang dilakukan mahasiswa baru untuk mengatasi hambatan secara psikologis maupun interaksi sosial agar tetap mampu bertahan dengan situasi di lingkungan pendidikan tinggi, yang meliputi: self knowledge, self objectivity, self control, good interpersonal relationship, satisfaction in work. Untuk mengungkap penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan digunakan skala penyesuaian diri pada perkuliahan yang disusun berdasarkan konsep Schneiders. Semakin tinggi skor total yang diperoleh individu menunjukkan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh menunjukkan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan semakin rendah.
Efikasi diri akademik merupakan kepercayaan mahasiswa terhadap kemampuan dirinya dalam menyesuaikan tugas-tugas akademik yang didasarkan atas keyakinan diri akan kemampuan dalam bidang pendidikan, pentingnya nilai dan harapan pada hasil yang akan dicapai dari kegiatan belajar. Tinggi rendahnya efikasi diri akademik diketahui dari tinggi rendahnya skor efikasi diri akademik yang diukur dari aspek-aspek efikasi diri akademik menurut Bandura (Alwisol, 2009) meliputi: pengharapan efikasi akademik, pengharapan hasil akademik, dan nilai hasil akademik. Untuk mengungkap efikasi diri akademik mahasiswa digunakan skala efikasi diri akademik yang disusun berdasarkan konsep Bandura. Semakin tinggi skor total yang diperoleh individu menunjukkan efikasi diri akademik mahasiswa semakin tinggi, dan sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh menunjukkan efikasi diri akademik mahasiswa semakin rendah.
Teknik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa tiga buah skala yaitu skala penyesuaian diri perkuliahan, skala efikasi diri akademik, dan skala dukungan sosial akademik dari orangtua. Alat ukur penelitian dilakukan uji coba kepada 50 mahasiswa dengan memilih 5 alternatif jawaban penilaian antara 0-4 (untuk aitem pernyataan unfavorable) dan 4-0 (untuk aitem pernyataan favorable). Data yang diperoleh dari ketiga skala tersebut kemudian dianalisis melalui uji validitas dan reliabilitas untuk menguji daya diskriminasi aitem dan reliabilitas alat ukur. Pada awalnya skala penyesuaian diri pada perkuliahan terdiri dari 56 aitem, setelah dilakukan uji daya diskriminasi aitem, menunjukkan 30 aitem memenuhi syarat indeks daya diskriminasi dan 26 aitem gugur. Skala efikasi diri akademik pada awalnya terdiri dari 50 aitem, setelah diujicobakan kepada mahasiswa menunjukkan 34 aitem memenuhi syarat indeks daya diskriminasi dan 16 aitem gugur. Skala dukungan sosial orangtua pada awalnya terdiri dari 44 aitem, setelah diujicobakan kepada mahasiswa, hasil uji daya diskriminasi aitem menunjukkan 39 aitem memenuhi syarat indeks daya diskriminasi dan 5 aitem gugur. Skor butir valid atau sahih selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi ganda, dan seluruh perhitungan uji statistik dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer SPSS 18.0 for windows.
Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan analisis regresi ganda. Sebelum dilakukan analisis regresi ganda, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis uji normalitas sebaran dan uji linearitas hubungan. Uji normalitas sebaran variabel penyesuaian diri pada perkuliahan dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnof, hasil distribusi sebaran variabel penyesuaian diri menunjukkan normal. Sedangkan hasil uji linearitas hubungan antara efikasi diri akademik dengan penyesuaian diri pada perkuliahan menunjukkan hubungan yang linier, begitu pula hasil hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri pada perkuliahan menunjukkan hubungan yang linier. Perhitungan uji linearitas hubungan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 18.0 for windows. Selain itu, uji multikolinieritas hubungan juga dilakukan untuk mengetahui korelasi linier yang mendekati sempurna atau sempurna di
Belum Ada Komentar