KEMAMPUAN HUMAN RELATION SEBAGAI MODAL DASAR KEBERHASIALAN DALAM KEHIDUPAN

Oleh:
Prof. Dr. M. As’ad Djalali, S.U.

Makalah ini disampaikan dalam acara Pelaksanaan Bimbingan Teknis Pelayanan Prima Pemerintah Kabupaten Pamekasan 2006
Kamis, 31-8-2006

Pendahuluan

Human relation secara harfiah berarti komposit dari interaksi antar manusia, dalam segala aspek kehidupan. Human relation ini biasa disebut juga dengan hubungan interpersonal. Kemampuan dalam melakukan hubungan interpersonal ini sangat penting demi keberhasilan individu di dalam semua lapangan kehidupan, baik dalam kehidupan personal atau profesional seperti dalam dunia kerja. Khusunya dalam suatu organisasi atau suatu instansi, tanpa kemampuan hubungan interpersonal yang baik, para manajer, pejabat publik ataupun staf biasa, akan mengalami kegalalan, karena kesulitan di dalam memberikan pelayanan yang optimal.

Sebuah penelitian terhadap responden 191 eksekutif puncak dari enam perusahaan yang mewakili 500 perusahaan besar untuk menemukan jawaban terhadap kegagalan yang dihadapi para manajer. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa sebab paling besar kegalalan para manajer adalah rendahnya kemampuan interpersonal. Dalam dunia kerja kemampuan konseptual (conceptual skill) dan kemampuan teknis (technical skill) memang menjadi persyaratan, tetapi masih belum cukup apabila tidak disertai dengan human skill atau interpersonal competence yaitu kemampuan dalam melakukan hubungan interpersonal.

Membicarakan hubungan interpersonal ini, dalam kenyataannya merupakan sesuatu hal yang kompleks, sekompleks manusia itu sendiri. Hal tersebut menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia yaitu kepribadian, lingkungan fisik dan sosiokultural. Kepribadian, menyangkut totalitas kondisi individu yaitu: kondisi fisik, dan kondisi psikologis (karakter, tingkat intelektualitas, keyakinan, pengalaman dll). Aspek lingkungan fisik, meliputi kondisi geografis, tempat tinggal dan tempat kerja (fisik dan jarak), dsb. Aspek sosiokultural, meliputi rang-orang lain di sekitar individu, termasuk norma-norma, agama dan budayanya.

Komunikasi

Komunikasi adalah cara dalam mengadakan hubungan antar manusia (human relation), karena melalui komunikasi antar pribadi kita dapat mengenal diri sendiri, mengenal orang lain, mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain dalam arti berinteraksi dengan orang lain.

Komunikasi adalah tindakan dari satu orang atau lebih, dengan mengirim dan menerima pesan, yang terjadi dalam konteks tertentu. Di dalam komunikasi tadi terdapat kesempatan untuk melakukan umpan balik yaitu saling mempengaruhi.

Melalui komunikasi antar pribadi kita dapat membina, memelihara, kadang kala merusak atau memperbaiki hubungan kita dengan kenalan baru, kawan lama, teman sepermainan, teman sejawat, atasan atau bawahan, orang yang dikasihi anggota keluarga dan lainnya.

Tujuan Komunikasi

Komunikasi dilakukan dalam rangka memberikan informasi tentang suatu hal dari pemberi (komunikator) kepada penerima (komunikan). Ini dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap penerima terhadap suatu program, merubah perilaku penerima, memberikan dukungan psikologis, memberikan dukungan moral, memberikan terapi dan lain sebagainya.

Inti dari komunikasi adalah bagaimana pesan yang dismpaikan dapat dipahami oleh komunikan (penerima pesan), bukanlah sekedar substansi pesan seperti apa yang disampaikan oleh komunikator (penyampai pesan). Demi tercapainya tujuan komunikasi, pesan yang disampaikan oleh komunikator harus dapat ditangkap, dicerna, dan dipahami oleh komunikan.

Oleh karena itu materi pesan harus jelas, dengan cara penyampaian yang baik. Penyampaian yang baik adalah pertama, dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan contoh-contoh kongret sesuai dengan pengalaman, tingkat pendidikan dan tingkat intelektual komunikan. Kedua kapan pesan itu disampaikan. Ketiga, di mana pesan itu di sampaikan. Keempat, kepada siapa pesan itu disampaikan (kondisi biografis, psikologis dan sosiologis dari komunikan).

Macam-Macam Komunikasi

Pertama, komunikasi intra pribadi (komunikasi dengan diri sendiri). Dalam komunikasi ini individu melakukan aktivitas psikologis (menalar, menganalisis, merenung, mengingat, berintuisi, merasa, introspeksi, dan sebagainya). Informasi yang kita terima tidak akan banyak manfaat, bila kita tidak mengolahnya lagi dengan mengajukan pertanyaan seperti: what, when, where, why, how, what if and so what.

Kedua, komunikasi antar pribadi (dua orang). Dalam komunikasi ini individu melakukan aktivitas saling mengenal, berhubungan, menyampaikan informasi yang bersifat rahasia, membantu, mempengaruhi, bermain, berkencan dsb.

Ketiga, komunikasi dalam sekelompok kecil orang. Komunikasi ini dimaksudkan untuk berbagi informasi, memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, memberikan bantuan, dsb.

Keempat, komunikasi dalam kelompok formal (organisasi). Komunikasi di sini dimaksudkan untuk memberi informasi, mensosialisasikan program, memotivasi, meyakinkan, dsb.

Kelima, komunikasi publik (terbuka). Dalam komunikasi ini seorang komunikan atau pembicara berbicara di hadapan khalayak. Komunikasi ini dilakukan untuk memberi informasi, memepengaruhi, memprovokasi, meyakinkan dan menghibur.

Keenam, komunikasi antar budaya. Komunikasi ini dilakukan oleh orang yang berbeda budaya dengan tujuan untuk saling mengenal budaya masing-masing, menambah pengetahuan, menjalin hubungan, membantu, dsb.

Ketujuh, komunikasi masa. Komunikasi ini diarahkan pada khalayak yang sangat luas, dengan sarana radio atau audio visual. Ini bertjuan untuk memberi informasi, meyakinkan, memciptakan persatuan, mengobarkan semangat kebangsaan, memprovokasi, menghibur dll.

Komunikasi Verbal

Perasaan dan pikiran seseorang bisanya dikomukasikan melalui bahasa dalam hal ini bahasa verbal baik secara lisan atau tulisan. Bahasa adalah suatu lambang atau simbol yang berupa rangkaian bunyi berupa kata di mana masing-masing bunyi memiliki arti tertentu. Misalnya “gunung, hutan, sungai, laut, dsb “ atau lambang bunyi ” Embah, Marijan, Penjaga, Gunung, dan Merapi.” Dalam pergaulan sehari-hari baik antar teman, antar anggota keluarga, sesama karyawan, atasan dan bawahan dalam suatu instansi, dalam banyak tujuan dan kepentingan, tidak akan terlepas dari alat komunikasi yang bernama bahasa ini. Bahasa ini hanya dimiliki oleh manusia. Bersama dengan kemampuan nalar bahasa ini merupakan sumber keunikan dan keunggulan dari manusia di banding dengan mahluk lain.

Di dunia kerja, kebanyakan karyawan menggunakan 50% dari waktunya untuk mengadakan komunikasi dengan kata-kata. Hanya yang perlu diperhatikan, bahwa banyak kata yang memiliki multi arti, di samping adanya beberapa kata yang memiliki arti yang sama. Misalnya kata bulat dalam kalimat: “bentuknya bulat, usulan disetujui dengan suara bulat, keputusannya sudah bulat, dsb.” Dalam bahasa Ingris bulat (round), memiliki 110 arti yang berbeda. Banyak pula beberapa kata yang berbeda, dalam konteks terentu, memiliki arti yang sama, misalnya kata mengandung, hamil, dan bunting. Tetapi dalam konteks yang lain, kata mengandung tidak sama dengan hamil dan bunting. Perlu juga diperhatikan bahwa ada kalanya maksud yang tersirat bertentangan dengan yang tersurat. Misalnya dalam ego defence mechanism seperti: rasionalisasi dan formasi reaksi.

Komonikasi Non Verbal

Melakukan komunikasi dengan bahasa (verbal) ini, kadang-kadang masih belum cukup untuk memberikan informasi yang akurat, karena di balik yang tersurat masih ada arti yang tersirat. Ini yang sering menimbulkan miskomunikasi. Oleh karena itu di dalam komunikasi, perlu diperhatikan ekspresi wajah, intonasi, nada dan irama suara, tempo dan ritmenya. Ini yang dikenal dengan beberapa istilah yaitu gerakan bertujuan (intention movement), bahasa tubuh (body language atau gesture ), yang disebut pula dengan bahasa non verbal (non verbal language) atau bahasa tanpa kata (language without words). Bahasa tubuh ini sering menjadi hambatan di samping memperlancar dalam rangka berkomunikasi. Kemampuan menggunakan dan memahami bahasa verbal dan bahasa non verbal dalam masing-masing konteks dan tujuannya, akan berpengaruh pada keberhasilan komunikasi. Keberhasilan dalam komuniksi ini, jelas sangat menentukan keberhasilan dalam melakukan hubungan interpersonal, dan juga sebaliknya.

Kemampuan Adaptasi Individu

Inti dari hubungan interpersonal adalah saling adaptasi antar individu. Kemampuan adaptasi ini merupakan kemampuan manusia untuk dapat mempertahankan kehidupannya, bahkan spesiesnya. Kemampuan adaptasi meliputi kemampuan akomudasi dan asimilasi. Dalam hal ini antara individu dengan lingkungannya saling berinteraksi secara dyadic. Artinya individu dalam interaksinya tidak hanya mempengaruhi orang lain, tetapi sekaligus juga dipengaruhi. Ini terjadi sepanjang masa, dalam rentang kehidupan.

Kegagalan seseorang dalam segala aspek kehidupannya, banyak bersumber dari ketidak mampuan berasimilasi dan akomodasi ini. Misalnya kegagalan dalam membina persahabatan, kegagalan dalam membina kelanggengan berumah tangga, kegagalan dalam dunia kerja, kegagalan untuk menjadi pemimpin dan anggota yang baik dalam suatu oraganisasi, dan kegagalan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas anggota masyarakat tertentu.

Khususnya dalam dunia organisasi/manajemen sebagaimana yang telah dikemukakan dalam uraian terdahulu, bahwa kegagalan-kegalan manajemen sebagian besar ditentukan oleh kegagalan dalam melakukan hubungan interpersonal. Ini berarti kegagalan tersebut disebabkan oleh kurangnya kemampuan untuk saling adaptasi di antara masing-masing individu dalam suatu organisasi. Kemampuan beradaptasi ini sangat ditentukan oleh faktor individu itu sendiri seperti: usia, kematangan kepribadian, tingkat pendidikan, tingkat intelektualitas, wawasan dan pengalaman.

Sebagaimana yang telah di singgung di muka, kemampuan adaptasi merupakan inti dari kemampuan hubungan interpersonal. Kemampuan untuk melakukan hubungan interpersonal ini, merupakan indikator dari kemampuan seseorang di dalam human relation, di mana kemampuan ini merupakan dasar bagi seseorang untuk dapat melaksanan segala aktivitas dalam kehidupannya termasuk dalam rangka tugas layanan publik yang prima bagi semua pihak yang berkepentingan.
Daftar Acuan:

Baron, R;A; & Byrene, 1991. Social Psychology, Understanding Human Interction, 5th Edition, Boston.

Crano, W;D; & Messe, L;A; 1982. Social Psychology, Principle and Themes of Interpersonal Behavior, Dorsey Press, Homewood, Ilinois.

DeCenzo, D; & Silhanek, B; 2002. Human Relation, Personal and Professional Development, 2th Edition, Prentice Hall, New York.

Devis, K; & Nestrom, J;W; 1989. Human Behavior at Work, Organizational Behavior, 8th. Edition, McGraw-Hill Book Company, New York.

DeVito, J;A; 1997. Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima, Terjemahan:
Agus Maulana dan Lyndon Saputra, Penerbit: Professional Books,
Jakarta.

Hodgetts, R; M; 2002. Modern Human Relation at Work, 8th Edition, South-Western, Thomson Learning, Australia.

Robbins, S;P; 1996. Organisational Behavior, Internatinal Editions, Prentice- Hall International, Inc, New Jersey (USA).

Artikel Terkait

Belum Ada Komentar

Isi Komentar